Pusat Data Nasional (PDN) Indonesia di serang virus ransomware, ini adalah virus keluaran lockbit yang di sebut ransomware berbahaya dengan cara mengenkripsi data dan biasanya mereka akan meminta uang tebusan. Akibat dari Virus ransomware ini telah mempengaruhi berbagai layanan pemerintah, termasuk imigrasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran dampaknya lebih luas dari yang di beritakan oleh kominfo.
Cara Kerja Ransomware Merusak Sistem
Ransomware bekerja tidak terlihat kedalam komputer korban, Mencuri semua data pribadi Anda, dan mengenkripsi hampir semua data korban dan di lakukan secara tidak terlihat oleh antivirus, ketika induk semang virus mulai berkembang di situlah semua sistem komputer anda akan mati dan tidak bisa di buka.
Baik itu database maupun dan yang di simpan dalam bentuk gambar dan Document akan di enkripsi menjadi angka binner, setelah itu biasanya akan ada poup bila anda ingin data di kembalikan. diminta bayaran untuk mengembalikan datanya tersebut dalam jumlah transaksi ke bitcoin, serangan ini juga dapat menargetkan perangkat seluler dan perangkat Internet of Things (IoT).
Dampak serangan ransomware ini bisa sangat parah. Tidak hanya layanan data yang akan terganggu, namun juga terdapat risiko kebocoran informasi yang dapat digunakan untuk serangan lebih lanjut. Kerugian ekonomi juga bisa sangat besar, karena pemerintah harus mengeluarkan sumber daya untuk memulihkan data dan memulihkan sistem. Yang lebih buruk lagi, insiden-insiden ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Serangan Ransomware Sebelumnya di Indonesia
Serangan ransomware pada PDN Temporary bukanlah yang pertama di Indonesia. Sebelumnya juga diberitakan bahwa Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi korban serangan ransomware sehingga membuat nasabah khawatir. Kejadian ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga utama di Indonesia, baik pemerintah maupun swasta, rentan terhadap ancaman siber.
Pakar keamanan siber Marsudi Wahyu Kisrolo mengatakan pemerintah tampaknya tidak belajar dari kesalahan masa lalu. Ia berharap serangan sementara PDN ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih serius membangun budaya keamanan tinggi.
Upaya Pemulihan dan Pencegahan
Tim gabungan dari Badan Sandi Siber Nasional (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Kepolisian Cybercrime saat ini sedang melakukan upaya penyelidikan dan pemulihan terkait serangan ransomware tersebut. PDN Sementara. Beberapa layanan, seperti imigrasi, telah berhasil dipulihkan dan berfungsi normal kembali.
Menurut Hinsa Cibrian, kepala BSSN, serangan tersebut menggunakan jenis ransomware baru yang disebut Brain Cipher Ransomware, yang merupakan evolusi dari ransomware LockBit 3.0. Pihaknya terus bekerja sama dengan Kominfo dan Polri untuk mengatasi dampak serangan tersebut dan memulihkan data yang diblokir.
Sebagai tindakan pencegahan, pakar keamanan siber Aminant menyarankan beberapa strategi, termasuk mencadangkan data penting secara rutin dan menyimpannya di lokasi terpisah. Selain itu, kontrol keamanan yang tepat sesuai standar yang berlaku juga merupakan kunci untuk memprediksi serangan serupa di masa depan.
Serangan Ransomware terhadap PDN Sementara itu, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih rentan terhadap ancaman siber, terutama jenis malware yang semakin canggih dan berbahaya. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan harus belajar dari kejadian ini dan segera mengambil langkah nyata untuk meningkatkan keamanan digital di semua sektor guna melindungi data dan layanan publik yang penting.